Alasan Kakak Adik di Kendal Tidur Bersama Jenazah Ibu dan Tidak Mau Makan
Table of content:
Di sebuah desa kecil di Kendal, dua perempuan bernama Putri Setia Gita Pratiwi dan Intan Ayu Sulistyowati menggemparkan warga setempat setelah ditemukan dalam kondisi lemas pada malam hari. Mereka telah menghabiskan dua pekan tidur di samping jenazah ibunya, yang telah meninggal dunia, dan tidak mengkonsumsi makanan sama sekali, hanya bergantung pada air putih.
Kedua perempuan ini menjalani momen yang memilukan dengan mematuhi wasiat terakhir ibunya, yang menginginkan mereka tidak merepotkan orang lain. Ketika ditemukan, kondisi fisik mereka sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian masyarakat di sekitarnya.
Kisah tragis ini pun menarik perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah setempat. Warga yang curiga dengan bau tak sedap akhirnya melaporkan kejadian tersebut, yang mengarah pada penemuan yang mengejutkan.
Kisah Pilu Kakak Adik yang Merindukan Ibu Mereka
Putri dan Intan, kakak beradik yang terperosok dalam kesedihan mendalam, memilih untuk tidak meminta pertolongan kepada tetangga, sesuai dengan pesan sang ibu. Putri berkata, “Ibu pesan tidak boleh minta tolong ke tetangga,” sambil menahan tangis saat berbicara dengan Bupati Kendal.
Penyelamatan mereka dilakukan setelah warga mendapati kondisi mencurigakan di rumah. Ketika pintu rumah dibuka paksa, siapa sangka mereka menemukan dua perempuan lemas di samping jenazah ibu yang telah meninggal lebih dari seminggu.
Dari hasil pemeriksaan awal, terungkap bahwa sang ibu diduga meninggal karena sakit, tanpa adanya tanda-tanda penganiayaan. Suasana haru menyelimuti saat warga berdatangan untuk memberikan dukungan moral terhadap kakak adik tersebut.
Proses Evakuasi dan Penanganan Kasus
Setelah ditemukan, Putri dan Intan segera dievakuasi ke RS PKU Muhammadiyah Boja agar mendapatkan perawatan yang sangat dibutuhkan. Saat di rumah sakit, Putri mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan dapat berkomunikasi kembali.
Intan, di sisi lain, masih memerlukan perawatan intensif karena kondisinya lebih parah. Kepala Desa Bebengan, Wastoni, memberikan informasi bahwa meskipun keadaan Putri membaik, mereka berdua masih membutuhkan waktu untuk sepenuhnya pulih dari trauma.
Polisi yang turun tangan dalam penyelidikan menyatakan bahwa rumah keduanya dalam keadaan terkunci dari dalam. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan mengenai keadaan psikologis mereka saat itu.
Komunitas dan Reaksi Terhadap Kejadian Tragis Ini
Kejadian ini membuat gempar seisi desa, menciptakan keinginan untuk saling membantu dan memperhatikan satu sama lain. Banyak warga yang tergerak untuk memberikan bantuan dan dukungan moral demi kesejahteraan kedua perempuan ini.
Reaksi masyarakat tampak positif, dengan banyak pihak ingin berkontribusi dalam menyediakan kebutuhan dasar bagi Putri dan Intan. Penggalangan dana dan pengumpulan bantuan makanan dan pakaian pun mulai dilakukan.
Melihat kepedulian warga yang luar biasa, harapan mulai tumbuh di tengah kesedihan yang melanda. Kejadian ini perlu menjadi pengingat bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk saling peduli dan memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masa-masa sulit.








