Sejarah dan Makna Hari Guru Nasional 25 November di Indonesia
Table of content:
Sewaktu Jepang menguasai wilayah Indonesia, terdapat organisasi guru yang dinamakan “Guru” yang dibentuk pada tahun 1943 di Jakarta. Organisasi ini dipelopori oleh Amin Singgih bersama rekan-rekannya dengan tujuan untuk menegaskan komitmen guru Indonesia dalam menjaga kesatuan nasional meski di masa sulit.
Di periode tersebut, Jepang juga mendirikan pelatihan bagi guru yang mencakup berbagai materi, mulai dari indoktrinasi ideologi seperti “Hakko i-chiu”, latihan militer, hingga pengajaran bahasa Jepang dan informasi geopolitik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di zaman tersebut tidak terlepas dari kepentingan politik yang lebih besar.
Singkatnya, masa pendudukan Jepang berakhir setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, yang kemudian memberikan ruang bagi para guru untuk bersama-sama menentukan arah pendidikan nasional yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
PGRI: Tonggak Perjuangan Guru di Era Kemerdekaan
Setelah meraih kemerdekaan, para guru Indonesia mengadakan Kongres Pendidik Bangsa pada 24-25 November 1945 di Sekolah Guru Puteri di Surakarta, Jawa Tengah. Kongres yang diinisiasi oleh Amin Singgih, Rh. Koesnan, dan tokoh pendidikan lain ini menjadi momentum penting untuk menyatukan organisasi-organisasi yang sebelumnya terpecah-pecah.
Dari kongres ini, lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang berfungsi sebagai wadah perjuangan guru untuk berkontribusi dalam menegakkan, mempertahankan, dan mengisi kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru merdeka. PGRI menjadi simbol harapan bagi guru-guru di seluruh nusantara.
Kongres pertama PGRI berhasil merumuskan tiga tujuan utama yang mencerminkan aspirasi para pendidik:
- Menjaga dan menyempurnakan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamirkan.
- Menjunjung tinggi kualitas pendidikan dan pengajaran dengan mengusung prinsip kerakyatan.
- Melindungi hak dan nasib buruh secara umum serta guru secara khusus.
Pendidikan dalam Dinamika Sejarah Indonesia
Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan dinamika sejarah yang berlangsung. Era penjajahan, kompeni, hingga masa kemerdekaan memberikan warna dan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Tugas guru tak hanya mendidik, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan di masa lalu sering kali terjebak dalam kepentingan politik. Namun, ini justru menjadi pendorong bagi para guru untuk berjuang menegakkan pendidikan yang lebih berkualitas dan berorientasi pada nilai-nilai kebangsaan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya peran guru dalam membentuk karakter bangsa.
Belajar dari sejarah, kita dapat memahami bahwa pendidikan tidak sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk membangun identitas dan karakter bangsa. Peran guru semakin strategis di era kini, di mana tantangan globalisasi dan teknologi memengaruhi cara pandang terhadap pendidikan dan kemanusiaan.
Peran PGRI dalam Memajukan Pendidikan Nasional
Sejak didirikan, PGRI telah menjadi aktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Organisasi ini secara konsisten berjuang untuk memperjuangkan nasib guru, baik dalam ranah kebijakan maupun kesejahteraan. Komitmen ini terbukti dalam berbagai program yang dijalankan untuk mendukung peningkatan profesionalisme guru.
PGRI tidak hanya fokus pada aspek kesejahteraan guru, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi. Dengan adanya program-program ini, para guru dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang pada akhirnya berpengaruh pada kemajuan pendidikan nasional.
Selain itu, PGRI juga terlibat dalam advokasi kebijakan pendidikan yang berpihak kepada guru dan siswa. Melalui komunikasi yang efektif dengan pemerintah dan lembaga terkait, PGRI berupaya agar setiap perubahan kebijakan dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan.
Komitmen Berkelanjutan PGRI untuk Masyarakat dan Guru
Komitmen PGRI dalam memajukan pendidikan tidak berhenti pada peningkatan kualitas mengajar saja. Organisasi ini terus berupaya agar semua orang, tanpa terkecuali, mendapatkan akses pendidikan yang adil dan merata. Tujuan ini sejalan dengan prinsip keadilan sosial yang menjadi salah satu fondasi Negara Indonesia.
Melalui berbagai program sosial, PGRI berkontribusi dalam mengentaskan masalah pendidikan di daerah terpencil. Dengan membantu menyediakan fasilitas pendidikan yang layak, PGRI berkomitmen agar semua anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini merupakan upaya untuk menciptakan kesetaraan dalam dunia pendidikan.
PGRI juga aktif dalam mendorong peran serta masyarakat dalam pendidikan. Dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, PGRI berusaha menciptakan sinergi antara sekolah, keluarga, dan komunitas sehingga pendidikan bisa semakin efektif. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan potensi anak.








